Pages

Rabu, 29 Mei 2013

7 Ponsel Paling Penting Sepanjang Sejarah

Ponsel telah berusia empat dekade. Sejak muncul pertama kali digunakan pada 3 April 1973, evolusi ponsel semakin berkembang.

Ponsel pertama, DynaTAC 800x terlihat jadul. Mempunyai berat dua kilogram, ponsel ini menghabiskan biaya produksi Rp33,9 juta, dan hanya mampu bertahan untuk bicara sekitar 30 menit.


Sejak 40 tahun lalu, tampilan dan teknologi ponsel mengalami perkembangan teknologi dan inovasi dari masa ke masa.


Nah, bagaimana perkembangan ponsel sepanjang empat dekade ini? Berikut beberapa ponsel yang terpenting dalam catatan sejarah.


1. DynaTAC
  Tipe ini adalah ponsel pertama di dunia. Digunakan pada 1973 dan baru dirilis secara komersil 10 pada tahun 1983. Dari bentuknya yang besar dan persegi, ponsel ini disebut juga 'ponsel bata'.

DynaTAC semakin populer saat dipergunakan dalam acara komedi populer Save By The Bell dan Film Wall Street pada tahun 1980-an.

Sejak itu, DynaTAC makin melejit, banderolnya jadi US$3.995, setara Rp 38,7 juta.


2. Simon


Ponsel imut ini diumumkan pada November 1992, tapi baru dirilis IBM tahun 1994. Ponsel ini disebut sebagai ponsel pintar pertama.

Sebagai ponsel pintar, Simon ketika itu mampu menjalankan aplikasi pihak ketiga, melacak daftar tugas, dan fitur lain yang dinilai impresif untuk tahun 1994.


Simon hadir dengan layar LCD 4,5 inchi, dilengkapi stylus, memori RAM 1 MB dan memori tambahan 1,8 MB. Saat itu, ponsel ini dibanderol US$899, atau Rp8,7 juta dengan kontrak operator dua tahun.


Saat ponsel berhenti diproduksi, harga menjadi Rp5,8 juta. Meski harganya tinggi, ponsel ini tetap laris. Sekitar 6 bulan di pasar, terjual 50 ribu ponsel.


3. Nokia 3310


Sebagian besar dari Anda, tentu ingat betul ponsel jadul ini. Dan, boleh jadi ini ponsel pertama Anda. Dirilis pada tahun 2000 dengan permainan populer, Snake II, seri 3310 ini dianggap sebagai ponsel terlaris sepanjang masa.

Sampai tahun 2005, seri ini terjual 126 juta unit. Sebagai perbandingan, total seluruh penjualan ponsel Nokia antara 1991 sampai 1998 saja 100 juta unit. Seri ini juga disebut 'ponsel sejuta umat'.


Pasalnya, Nokia 3310 cukup dikenal sebagai ponsel tahan banting dan awet.


4. Sidekick T-Mobile


Dirilis pada 2003, Sidekick sangat populer di kalangan gadis remaja, karena merupakan ponsel pilihan artis cantik dunia, Paris Hilton. Keberadaannya semakin populer ketika data privasi Sidekick milik Paris Hilton ini bocor.

Sidekick hadir dengan berat 6,4 ons, layar warna yang luas, memori 32 MB, dan keyboard yang empuk.


Ponsel ini sudah mendukung e-mail secara real-time, pesan instan, GPRS, browser Web sampai download. Ponsel ini dibanderol US$249, atau Rp 2,4 juta.


5. BlackBerry 7230


Berbarengan dengan Sidekick, BlackBerry 7230 dirilis pada tahun 2003 dan telah menjadi simbol teknologi bisnis yang keren.

BlackBerry 7230 mengombinasikan dunia ponsel GSM/GPRS, PDA, dan e-mail nirkabel, dengan berat 136 gram.


Seri layar berwarna pertama BlackBerry ini hadir dengan layar resolusi tinggi di zaman itu, 240 x 160 piksel, mendukung 65 ribu warna, e-mail secara real-time, Web browser, dan Java.


Hari ini, ponsel pintar buatan vendor Kanada ini dibanderol US$54,9, hanya Rp533 ribu.



6. Motorola Razr

http://www.indojamtangan.com

Ponsel yang dirilis pada 2004 ini mengawali tren ponsel tipis. Ketebalannya hanya 1,3 cm.

Razr hadir dengan konsep ponsel yang kokoh, karena dibalut materi aluminium pesawat. Bagian keypad dilapisi nikel membuat ponsel ini tahan banting.


Asal Anda tahu, Motorola Razr adalah ponsel terlaris sepanjang masa, terjual 130 juta unit sejak pertama kali dirilis, atau 4 juta unit lebih unggul dari Nokia 3310.


7. iPhone

http://www.unikgaul.com

Ponsel besutan Apple ini dirilis pertama kali pada 2007. iPhone versi pertama ini menjadi titik balik "pertempuran" ponsel dunia dengan teknologi layar sentuh dan aplikasi yang dibawanya.

Hadir dengan layar sentuh TFT capacitive berukuran 3,5 inci anti gores Corning Gorilla Glass dengan resolusi 320x480 pixel dan mendukung 16 juta warna.

0 komentar:

Posting Komentar